Kamis, 24 Februari 2011

EKOLOGI

1. Pengertian Ekologi

Istilah Ekologi diperkenalkan oleh Ernest Haeckel (1869), berasal dari bahasa Yunani, yaitu :
Oikos = Tempat Tinggal (rumah)
Logos = Ilmu, telaah

Oleh karena itu Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara mahluk hidup dengan sesamanya dan dengan lingkungnya.

Odum (1993) menyatakan bahwa ekologi adalah suatu studi tentang struktur dan fungsi ekosistem atau alam dan manusia sebagai bagiannya. Struktur ekosistem menunjukkan suatu keadaan dari sistem ekologi pada waktu dan tempat tertentu termasuk keadaan densitas organisme, biomassa, penyebaran materi (unsur hara), energi, serta faktor-faktor fisik dan kimia lainnya yang menciptakan keadaan sistem tersebut.
ECOLOGY oikos logos

Perbaikan Kesuburan Tanah Oleh Agroforestri


Prospek Pengembangan Ekowisata Kawasan Wisata Alam Laut Pulau Marsegu dan Sekitarnya


Pemanfaatan Hutan Mangrove Teluk Kotania Kabupaten Seram Barat Maluku


Kuliah Ekologi Hutan


Kuliah Biologi Umum

Fungsi ekosistem menunjukkan hubungan sebab akibat yang terjadi secara keseluruhan antar komponen dalam sistem. Ini jelas membuktikan bahwa ekologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari seluruh pola hubungan timbal balik antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya, serta dengan semua komponen yang ada di sekitarnya.

Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air, kelembaban, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.
faktor abiotik cahaya

Ekologi, biologi dan ilmu kehidupan lainnya saling melengkapi dengan zoologi dan botani yang menggambarkan hal bahwa ekologi mencoba memperkirakan, dan ekonomi energi yang menggambarkan kebanyakan rantai makanan manusia dan tingkat tropik.
ecology environment ecology organisms ecology science

Ekologi mencoba memahami hubungan timbal balik, interaksi antara tumbuh-tumbuhan, binatang, manusia dengan alam lingkungannya, agar dapat menjawab pertanyaan; dimana mereka hidup, bagaimana mereka hidup dan mengapa mereka hidup disana. Hubungan- hubungan tersebut demikian kompleks dan erat sehingga Odum (1971) menyatakan bahwa ekologi adalah "Environmental Biology".

Ekowilayah bumi dan riset perubahan iklim ialah dua wilayah di mana ekolog (orang yang mempelajari ekologi) kini berfokus.


2. Tingkat-Tingkat Organisme dalam Ekologi.

Untuk mengerti ruang lingkup ekologi adalah dengan memahami pengertian tingkat-tingkat hirarki organisme dalam kehidupan organisme. Hirarki berarti suatu penataan menurut skala dari yang terbesar ke yang terkecil atau sebaliknya. Interaksi dan lingkungan fisik (energi dan materi) pada setiap tingkat menghasilkan sistem-sistem dengan peran dan fungsi yang khas.
Suatu sistem terdiri dari komponen-komponen yang secara teratur berinteraksi dan berketergantungan yang keseluruhannya membentuk kesatuan.
Ekologi terutama memperhatikan tingkat-tingkat sistem diatas tingkat organisme.

Istilah-istilah yang dikenal dalam ekologi adalah :

Suatu populasi (population) adalah kelompok individu organisme dari jenis yang sama yang saling berinteraksi diantara individu-individu tersebut, yang hidup dalam suatu daerah pada waktu tertentu. Misalnya populasi Orang Utan di Kalimantan.

Individu berasal dari kata "in" yang artinya tidak dan "dividus" artinya dibagi-bagi. Jadi individu mempunyai potensi untuk berkembang biak, karena memiliki sifat keturunan.
Individu dapat ditemui di sekitar kita seperti sebatang pohon di hutan, sekuntum bunga di kebun, seekor burung bersarang di halaman belakang bahkan seorang teman.
populasi populasi orang utan

Suatu komunitas (community) adalah sekelompok populasi dari berbagai jenis pada suatu daerah tertentu. Komunitas ini dapat mencakup semua populasi di daerah tersebut misalnya : semua tumbuhan, binatang dari jasad renik. Komunitas dapat didefinisikan lebih sempit lagi sebagai suatu kelompok tertentu, seperti komunitas paku, atau komunitas burung pemakan biji di suatu daerah tertentu.

Keaneragaman adalah gabungan antara jumlah jenis dan jumlah individu masing-masing jenis dalam suatu komunitas. Pertanyaan yang muncul adalah mengapa suatu komunitas tertentu berada pada suatu lokasi tertentu?

Jawabannya harus dicari pada pengaruh-pengaruh lingkungan abiotik, bagaimana interaksi komunitas-komunitas, dan bagaimana berubahnya komunitas dari waktu ke waktu. Hal yang jauh penting yang muncul dalam biologi evolusi adalah komunitas-komunitas itu adalah kelompok yang jauh lebih longgar daripada populasi, dan bahwa jawaban-jawaban mengenai masalah-masalah pada tingkat komunitas harus dicari juga dari separuh evolusi dan penyusun populasi-populasi itu.

Suatu ekosistem (ekosystem) adalah keseluruhan komunitas biotik di daerah tertentu dengan lingkungan abiotiknya. Oleh karena itu ekosistem mencakup keadaan fisik dan kimia berbagai endapan, air dan gas, dan juga organisme-organisme lainnya.
Ekologi ekosistem menekankan adanya gerakan energi dan hara di antara komponen-komponen biotik dan abiotik dari ekosistem itu.
Komponen-komponen biota dari setiap ekosistem terangkai sebagai rantai-rantai hara (food chains).

Istilah produsen, herbivora, karnivora primer, karnivora sekunder dan perombak menunjukkan tingkat-tingkat trofik (trophic levels). Perlu dikemukakan bahwa satu populasi tertentu dapat berada sekaligus pada lebih dari satu tingkat trofik.
READ MORE - EKOLOGI

Aspek-aspek kebudayaan Masyarakat

      Budaya atau kebudayaan (berasal dari bahasa Sansekerta yaitu “buddhayah” yang merupakan bentuk jamak dari “buddhi” (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.

       Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism. Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward B. Taylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Sedangkan menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan yaitu sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Aspek-Aspek kebudayaan
Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau aspek kebudayaan, antara lain sebagai berikut:
• Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 aspek pokok, yaitu :

 Alat-alat teknologi
 Sistem ekonomi
 Keluarga
 Kekuasaan politik

• Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 aspek pokok yang meliputi :

 Sistem norma yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
 Organisasi ekonomi
 Alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
 Organisasi kekuatan (politik)

Wujud kebudayaan dan komponen kebudayaan
Wujud kebudayaan
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.
• Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
• Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
• Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.
Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
Komponen kebudayaan
Berdasarkan wujudnya tersebut, kebudayaan dapat digolongkan atas dua komponen utama :
• Kebudayaan material
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.

Kebudayaan nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.
Hubungan antara aspek-aspek kebudayaan
Komponen-komponen atau aspek-aspek utama dari kebudayaan antara lain :
Peralatan dan perlengkapan hidup (teknologi)
Teknologi menyangkut cara-cara atau teknik memproduksi, memakai, serta memelihara segala peralatan dan perlengkapan. Teknologi muncul dalam cara-cara manusia mengorganisasikan masyarakat, dalam cara-cara mengekspresikan rasa keindahan, atau dalam memproduksi hasil-hasil kesenian.
Masyarakat kecil yang berpindah-pindah atau masyarakat pedesaan yang hidup dari pertanian paling sedikit mengenal delapan macam teknologi tradisional (disebut juga sistem peralatan dan aspek kebudayaan fisik), yaitu:
o Alat-alat produktif
o Senjata
o Wadah
o Alat-alat menyalakan api
o Makanan
o Pakaian
o Tempat berlindung dan perumahan
o Alat-alat transportasi
Sistem mata pencaharian hidup
Perhatian para ilmuwan pada sistem mata pencaharian ini terfokus pada masalah-masalah mata pencaharian tradisional saja, di antaranya:
o Berburu dan meramu
o Beternak
o Bercocok tanam di ladang
Sistem kekerabatan dan organisasi sosial
Sistem kekerabatan
Sistem kekerabatan merupakan bagian yang sangat penting dalam struktur sosial. M. Fortes mengemukakan bahwa sistem kekerabatan suatu masyarakat dapat dipergunakan untuk menggambarkan struktur sosial dari masyarakat yang bersangkutan.
Kekerabatan adalah unit-unit sosial yang terdiri dari beberapa keluarga yang memiliki hubungan darah atau hubungan perkawinan. Anggota kekerabatan terdiri atas ayah, ibu, anak, menantu, cucu, kakak, adik, paman, bibi, kakek, nenek dan seterusnya.
Dalam kajian sosiologi-antropologi, ada beberapa macam kelompok kekerabatan dari yang jumlahnya relatif kecil hingga besar. Macam-macam kelompok kekerabatan itu antara lain:
o Keluarga Ambilineal Kecil
o Keluarga Ambilineal Besar
o Klan Kecil
o Klan Besar
o Fratri
o Paroh Masyarakat
Susunan kekerabatan umum di masyarakat
Selain macam kelompok kekerabatan yang telah dijelaskan sebelumnya, di masyarakat umum kita juga mengenal kelompok kekerabatan seperti keluarga inti, keluarga luas, keluarga bilateral, dan keluarga unilateral.
Organisasi sosial
Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri. Organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara.
Bahasa
Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, ataupun gerakan (bahasa isyarat), dengan tujuan menyampaikan maksud hati atau kemauan kepada lawan bicaranya atau orang lain. Melalui bahasa, manusia dapat menyesuaikan diri dengan adat istiadat, tingkah laku, tata krama masyarakat, dan sekaligus mudah membaurkan dirinya dengan segala bentuk masyarakat.
Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai berikut :
• Alat berekspresi
• Alat komunikasi
• Alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial
Sedangkan fungsi bahasa secara khusus adalah untuk :
• Mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari (fungsi praktis).
• Mewujudkan seni (fungsi artistik).
• Mempelajari naskah-naskah kuno (fungsi filosofis).
• Untuk mengeksploitasi ilmu pengetahuan dan teknologi.






READ MORE - Aspek-aspek kebudayaan Masyarakat

Hakikat dan Konsep Dasar Kewirausahaan

Kewirausahaan pertama kali muncul pada abad 18 diawali dengan penemuan-penemuan baru seperti mesin uap, mesin pemintal, dll. Tujuan utama mereka adalah pertumbuhan dan perluasan organisasi melalui inovasi dan kreativitas. Keuntungan dan kekayaan bukan tujuan utama.

Secara sederhana arti wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. (Kasmir, 2007 : 18).

Pengertian kewirausahaan relatif berbeda-beda antar para ahli/sumber acuan dengan titik berat perhatian atau penekanan yang berbeda-beda, diantaranya adalah penciptaan organisasi baru (Gartner, 1988), menjalankan kombinasi (kegiatan) yang baru (Schumpeter, 1934), ekplorasi berbagai peluang (Kirzner, 1973), menghadapi ketidakpastian (Knight, 1921), dan mendapatkan secara bersama faktor-faktor produksi (Say, 1803). Beberapa definisi tentang kewirausahaan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:

Richard Cantillon (1775)

Kewirausahaan didefinisikan sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi resiko atau ketidakpastian

Jean Baptista Say (1816)

Seorang wirausahawan adalah agen yang menyatukan berbagai alat-alat produksi dan menemukan nilai dari produksinya.

Frank Knight (1921)

Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi perubahan pasar. Definisi ini menekankan pada peranan wirausahawan dalam menghadapi ketidakpastian pada dinamika pasar. Seorang worausahawan disyaratkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajerial mendasar seperti pengarahan dan pengawasan

Joseph Schumpeter (1934)

Wirausahawan adalah seorang inovator yang mengimplementasikan perubahan-perubahan di dalam pasar melalui kombinasi-kombinasi baru. Kombinasi baru tersebut bisa dalam bentuk :
  1. Memperkenalkan produk baru atau dengan kualitas baru,
  2. Memperkenalkan metoda produksi baru,
  3. Membuka pasar yang baru (new market),
  4. Memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau komponen baru, atau
  5. Menjalankan organisasi baru pada suatu industri. Schumpeter mengkaitkan wirausaha dengan konsep inovasi yang diterapkan dalam konteks bisnis serta mengkaitkannya dengan kombinasi sumber daya. Penrose (1963) Kegiatan kewirausahaan mencakup indentifikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi. Kapasitas atau kemampuan manajerial berbeda dengan kapasitas kewirausahaan.


Harvey Leibenstein (1968, 1979)

Kewirausahaan mencakup kegiatan-kegiatann yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya.

Israel Kirzner (1979)

Wirausahawan mengenali dan bertindak terhadap peluang pasar.

Entrepreneurship Center at Miami University of Ohio

Kewirausahaan sebagai proses mengidentifikasi, mengembangkaan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasila akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi resiko atau ketidakpastian.

Peter F. Drucker

Kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Pengertian ini mengandung maksud bahwa seorang wirausahan adalah orang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, berbeda dari yang lain. Atau mampu menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya.

Zimmerer

Kewirausahaan sebagai suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (usaha).

Salah satu kesimpulan yang bisa ditarik dari berbagai pengertian tersebut adalah bahwa kewirausahaan dipandang sebagai fungsi yang mencakup eksploitasi peluang-peluang yang muncul di pasar. Eksploitasi tersebut sebagian besar berhubungan dengan pengarahan dan atau kombinasi input yang produktif. Seorang wirausahawan selalu diharuskan menghadapi resiko atau peluang yang muncul, serta sering dikaitkan dengan tindakan yang kreatif dan innovatif. Wirausahawan adalah orang yang merubah nilai sumber daya, tenaga kerja, bahan dan faktor produksi lainnya menjadi lebih besar daripada sebelumnya dan juga orang yang melakukan perubahan, inovasi dan cara-cara baru.

Selain itu, seorang wirausahawan menjalankan peranan manajerial dalam kegiatannya, tetapi manajemen rutin pada operasi yang sedang berjalan tidak digolongkan sebagai kewirausahaan. Seorang individu mungkin menunjukkan fungsi kewirausahaan ketika membentuk sebuah organisasi, tetapi selanjutnya menjalankan fungsi manajerial tanpa menjalankan fungsi kewirausahaannya. Jadi kewirausahaan bisa bersifat sementara atau kondisional.

Kesimpulan lain dari kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang berbeda nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu yang diperlukan, memikul resiko finansial, psikologi dan sosial yang menyertainya, serta menerima balas jasa moneter dan kepuasan pribadi. Istilah wirausaha muncul kemudian setelah dan sebagai padanan wiraswasta yang sejak awal sebagian orang masih kurang sreg dengan kata swasta.

Persepsi tentang wirausaha sama dengan wiraswasta sebagai padanan entrepreneur. Perbedaannya adalah pada penekanan pada kemandirian (swasta) pada wiraswasta dan pada usaha (bisnis) pada wirausaha. Istilah wirausaha kini makin banyak digunakan orang terutama karena memang penekanan pada segi bisnisnya. Walaupun demikian mengingat tantangan yang dihadapi oleh generasi muda pada saat ini banyak pada bidang lapangan kerja, maka pendidikan wiraswasta mengarah untuk survival dan kemandirian seharusnya lebih ditonjolkan.

Sedikit perbedaan persepsi wirausaha dan wiraswasta harus dipahami, terutama oleh para pengajar agar arah dan tujuan pendidikan yang diberikan tidak salah. Jika yang diharapkan dari pendidikan yang diberikan adalah sosok atau individu yang lebih bermental baja atau dengan kata lain lebih memiliki kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasarn advirsity (AQ) yang berperan untuk hidup (menghadapi tantangan hidup dan kehidupan) maka pendidikan wiraswasta yang lebih tepat. Sebaliknya jika arah dan tujuan pendidikan adalah untuk menghasilkan sosok individu yang lebih lihai dalam bisnis atau uang, atau agar lebih memiliki kecerdasan finansial (FQ) maka yang lebih tepat adalah pendidikan wirausaha. Karena kedua aspek itu sama pentingnya, maka pendidikan yang diberikan sekarang lebih cenderung kedua aspek itu dengan menggunakan kata wirausaha. Persepsi wirausaha kini mencakup baik aspek finansial maupun personal, sosial, dan profesional (Soesarsono, 2002 : 48)

READ MORE - Hakikat dan Konsep Dasar Kewirausahaan

Hakekat Kewirausahaan

Anda tentu sering mendengar tentang kata “Wirausaha”, “Kewirausahaan” maupun “Wirausahawan” Apakah yang dimaksud dengan “Wirausaha”, “Kewirausahaan” maupun “Wirausahawan” tersebut? Dan apakah beda ketiga kata tersebut?

Wirausaha adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis; mengumpulkan sumber dayasumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat dan mengambil keuntungan dalam rangka meraih sukses.

Kewirausahaan pada hakekatnya adalah sifat, ciri dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif.

Sedangkan yang dimaksudkan dengan seorang Wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki kemampuan melihat dan menilai kesempatankesempatan bisnis; mengumpulkan sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat, mengambil keuntungan serta memiliki sifat, watak dan kemauan untuk mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif dalam rangka meraih sukses/meningkatkan pendapatan.

Intinya, seorang Wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki jiwa Wirausaha dan mengaplikasikan hakekat Kewirausahaan dalam hidupnya.

Orang-orang yang memiliki kreativitas dan inovasi yang tinggi dalam hidupnya. Secara epistimologis, sebenarnya kewirausahaan hakikatnya adalah suatu kemampuan dalam berpikir kreatif dan berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat dan kiat dalam menghadapi tantangan hidup. Seorang wirausahawan tidak hanya dapat berencana, berkata-kata tetapi juga berbuat, merealisasikan rencana-rencana dalam pikirannya ke dalam suatu tindakan yang berorientasi pada sukses. Maka dibutuhkan kreatifitas, yaitu pola pikir tentang sesuatu yang baru, serta inovasi, yaitu tindakan dalam melakukan sesuatu yang baru.

Beberapa konsep kewirausahaan seolah identik dengan kemampuan para wirausahawan dalam dunia usaha (business). Padahal, dalam kenyataannya, kewirausahaan tidak selalu identik dengan watak/ciri wirausahawan semata, karena sifat-sifat wirausahawan pun dimiliki oleh seorang yang bukan wirausahawan. Wirausaha mencakup semua aspek pekerjaan, baik karyawan swasta maupun pemerintahan (Soeparman Soemahamidjaja, 1980).

Wirausahawan adalah mereka yang melakukan upaya-upaya kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide, dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang (opportunity) dan perbaikan (preparation) hidup (Prawirokusumo, 1997) Kewirausahaan (entrepreneurship) muncul apabila seseorang individu berani mengembangkan usaha-usaha dan ide-ide barunya. Proses kewirausahaan meliputi semua fungsi, aktivitas dan tindakan yang berhubungan dengan perolehan peluang dan penciptaan organisasi usaha (Suryana, 2001).

Esensi dari kewirausahaan adalah menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses pengkombinasian sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda agar dapat bersaing.

Menurut Zimmerer (1996:51), nilai tambah tersebut dapat diciptakan melalui cara-cara sebagai berikut:
  • Pengembangan teknologi baru (developing new technology)
  • Penemuan pengetahuan baru (discovering new knowledge)
  • Perbaikan produk (barang dan jasa) yang sudah ada (improving existing products or services)
  • Penemuan cara-cara yang berbeda untuk menghasilkan barang dan jasa yang lebih banyak dengan sumber daya yang lebih sedikit (finding different ways of providing more goods and services with fewer resources)


Walaupun di antara para ahli ada yang lebih menekankan kewirausahaan pada peran pengusaha kecil, namun sifat inipun sebenarnya dimiliki oleh orang-orang yang berprofesi di luar wirausahawan. Jiwa kewirausahaan ada pada setiap orang yang menyukai perubahan, pembaharuan, kemajuan dan tantangan, apapun profesinya.

Dengan demikian, ada enam hakekat pentingnya Kewirausahaan, yaitu:

  • Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses dan hasil bisnis (Ahmad Sanusi, 1994)
  • Kewirausahaan adalah suatu nilai yang dibutuhkan untuk memulai sebuah usaha dan mengembangkan usaha (Soeharto Prawiro, 1997)
  • Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (kreatif) dan berbeda (inovatif) yang bermanfaat dalam memberikan nilai lebih.
  • Kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (Drucker, 1959)
  • Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreatifitas dan keinovasian dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan usaha (Zimmerer, 1996)
  • Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan.
READ MORE - Hakekat Kewirausahaan

Minggu, 20 Februari 2011

Rahasia Sukses Menghadapi Wawancara Kerja

Sebenarnya, saya belum tepat memberi tips ini kpd pembaca, akan tetapi tips ini terinspirasi dari pengalaman-pengalaman orang yang sukses, yang pernah sharing dengan saya.

Mudah2an tips ini dapat membantu ya...

Selamat Membaca..


Tak akan ada wawancara kerja yang berlangsung mulus tanpa cela. Kekurangan akan selalu tetap ada. Namun persiapan matang akan mengubah kegugupan Anda saat wawancara, menjadi kesuksesan. Beberapa kiat berikut ini bisa membantu Anda.

Persiapan penampilan

Kepercayaan diri adalah hal terpenting dalam melakukan wawancara kerja. Penampilan adalah salah satu hal yang dapat meningkatkan percaya diri. Untuk itu tak ada salahnya untuk mempersiapkan penampilan Anda secara serius.

Yang pertama harus Anda lakukan adalah mengenal kultur dari perusahaan. Bagaimana cara berpakaian di sana. Apakah formal, atau santai? Perlu diingat, sesantai apapun kultur berbusana yang berlaku di perusahaan itu, bukan berarti Anda juga boleh mengenakan pakaian santai saat wawancara. Hal ini bisa menjadi nilai keseriusan Anda. Jika tak ingin tampil terlalu formal, lebih baik pilihlah jeans berwarna gelap yang dipadukan dengan kemeja dan blazer pendek. Jangan pernah memakai sandal jepit. Tetaplah berlaku profesional.

"Intinya, pelajari dulu kultur perusahaan tempat kita akan wawancara. cari tahu apa yang biasa dikenakan di sana. lalu pakailah pakaian jenis itu, namun dengan sentuhan pribadi yang menarik dan kreatif," ujar desainer Musa Widyatmodjo Yahoo! Style Factor.

Musa juga memberi saran dalam pemilihan warna busana saat wawancara. Menurutnya, "Hindari warna hitam. Saya jamin, hampir semua orang yang diwawancara memilih warna hitam. Berlakulah lebih cerdas sehingga memberikan kesan lebih mendalam. Misalnya memilih warna cokelat, biru, merah dan sebagainya," ujarnya.

Setelah selesai memilih busana, kini saatnya Anda mempersiapkan diri. Tak perlu menata rambut secara heboh dengan sasakan tinggi dan sanggul. Bisa-bisa Anda justru telihat seperti akan datang ke pesta. Cukup cuci bersih rambut Anda dan keringkan secara alami. Kebersihan rambut juga melupakan nilai tambah untuk penampilan.

Untuk make up, pilihlah yang natural dan jangan berlebihan. Bedak tipis, blush on berwarna natural, maskara serta lip balm cukup membuat Anda tampil segar saat wawancara.

Mengenal perusahaan

Sehari sebelum wawancara dilakukan, lakukanlah sedikit 'penelitian' mengenai perusahaan tempat Anda melamar. Hal ini akan membuat Anda mengenal perusahaan tersebut lebih dalam. Hal ini akan membuat si pewawancara terkesan. Selain itu, ini juga dapat dijadikan sebagai tanda bahwa Anda memang tertarik untuk berkarir di perusahaan tersebut.

Melakukan simulasi


Tak ada salahnya untuk meminta sahabat atau kerabat untuk berpura-pura menjadi pewawancara Anda. Minta mereka untuk menanyakan hal-hal yang mungkin menjadi soal saat interview. Hal ini bertujuan untuk mengantisipasi pertanyaan-pertanyaan yang tidak terduga saat wawancara nanti.

Jangan terlambat


Jangan pernah terlambat datang saat wawancara kerja. Perasaan panik menjelang wawancara akan membuat kepercayaan diri Anda terganggu. Wawancara kerja pun berjalan tidak lancar. Minimal datanglah setengah jam sebelum waktu wawancara. Dengan datang lebih dulu, Anda juga memiliki kesempatan untuk merapikan penampilan, menenangkan diri serta beradaptasi dengan tempat wawancara.

Bahasa tubuh, senyuman dan kontak mata

Saat wawancara berlangsung, jangan lupakan bahasa tubuh Anda. Tunjukkan bahwa Anda benar-benar tertarik dengan pekerjaan yang ditawarkan. Tegakkan tubuh, kontak mata saat berbicara dan jangan lupa untuk tersenyum, agar ketegangan Anda berkurang. Tapi jangan lakukan dengan berlebihan, karena hanya akan membuat Anda terlihat aneh.

Tunjukkan pula bahwa Anda adalah orang dengan kepribadian yang hangat dan menyenangkan. Caranya mudah, cukup sambut jabatan tangan si pewawancara dengan tegas namun hangat. Hal itu juga menunjukkan bahwa Anda adalah orang yang percaya diri.

Jujur


Jawablah semua pertanyaan dengan jujur. Wawancara memang ajang untuk menunjukkan nilai lebih Anda. Namun tak perlu juga berbohong dan berlebihan. Hal ini justru akan membuat jebakan bagi diri sendiri.


Semoga Bermanfaat....!!!
READ MORE - Rahasia Sukses Menghadapi Wawancara Kerja

Rabu, 02 Februari 2011

TIPS SUKSES MEMBANGUN KEPERCAYAAN DIRI

Dalam masyarakat kita, ada orang yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi, tapi ada juga sebaliknya. Banyak orang yang tidak terlalu mementingkan rasa percaya diri, karena tidak mengetahui betapa pentingnya arti dari sebuah rasa percaya diri.Pada dasarnya, percaya diri merupakan faktor penting yang menimbulkan perbedaan besar antara sukses dan gagal. Sebagian pakar menilai bahwa untuk mencapai sukses, kematangan pribadi seseorang sangat dibutuhkan karena kematangan pribadi akan mengantarkan seseorang pada sikap optimis dan kesadaran bahwa apa yang di cita-citakannya akan mudah diraih.

Berikut adalah tips yang dapat digunakan untuk membangun rasa percaya diri :

Berani menerima tanggung jawab


Gerald Kushel, Ed.D., direktur The Institute of Effective Thinking, pernah mengadakan penelitian kepada sejumlah manager. Dari penelitian tersebut, Kushel menyimpulkan bahwa ia menemukan sifat terpenting yang dimiliki oleh hampir semua manager yang memiliki kinerja tinggi. Sifat tersebut adalah rasa tanggung jawab yang mendorong mereka untuk tampil “sempurna” tanpa peduli hambatan yang menghadangnya.

Kembangkan Nilai Positif

Jalan menuju kepercayaan diri akan semakin cepat manakala kita mengembangkan nilai-nilai positif pada diri sendiri. Menurut psikolog Robert Anthony PhD., salah satu cara untuk mengembangkan nilai-nilai positif adalah dengan menghilangkan ungkapan-ungkapan yang mematikan dan menggantinya dengan ungkapan-ungkapan kreatif. Contohnya adalah dengan mengganti kata”saya tidak bisa” menjadi kata “Saya bisa!”.

Bacalah Potensi diri


Segeralah lacak, gali dan eksplorasi potensi sukses pada diri kita. Misalnya saja dengan bertanya kepada orang-orang terdekat, mengikuti psikotes dan mendatangi para ahli psikiater, dokter bahkan untuk melacak potensi kita.

Berani Mengambil Resiko


Keberanian dalam menanggung resiko ini penting, sebab daripada menyerah pada rasa takut alangkah lebih baiknya belajar mengambil resiko yang masuk akal. Cobalah menerima tantangan meskipun terasa menakutkan atau menciutkan hati. Cari dukungan sebanyak mungkin. Dengan melakukan hal ini, kita akan mendapat banyak peluang yang tak ternilai harganya.

Tolaklah Saran Negatif

Bisa terjadi, tidak semua orang di sekitar kita memberikan dorongan, dukungan dan bersikap positif pada kita. Sebagian dari orang yang ada di sekitar kita memungkinkan berpikiran negative. Hal inilah yang tak jarang melunturkan rasa percaya diri kita dengan mempertanyakan kemampuan, pengalaman dan aspirasi-aspirasi kita. Dengan demikian, mungkin ada baiknya jika kita sedikit mengambil jarak dengan sebijak mungkin bila ada pihak-pihak yang mencoba melunturkan kepercayaan diri kita.

Ikuti Saran Positif

Rasa percaya diri merupakan sifat menular. Artinya, jika kita dikelilingi oleh orang-orang yang memiliki cara pandang positif, bersemangat dan optimis maka kita memiliki kecenderungan untuk meniru sifat tersebut. Karena itu, carilah lingkungan yang bisa memotivasi kita untuk sukses.

Jadikan keresahan sebagai kawan

Banyak peristiwa atau saat-saat dalam kehidupan yang dapat membuat kita mengalami rasa cemas dan gelisah. Akibatnya, kita mengalami rasa krisis percaya diri. Saat itulah, kita harus mulai mengingatkan diri sendiri bahwa rasa cemas dan gelisah merupakan kawan. Tingkatkan energy, tajamkan kecerdasan, tingkatkan kewaspadaan, dan kembangkan panca indera. Daripada menyia-nyiakan energy untuk kecemasan yang sia-sia, lebih baik menghadapi tantangan itu secara tegas dan efektif.

Demikianlah tips-tips yang dapat digunakan untuk membangkitkan rasa percaya diri. Apabila dilakukan, semoga rasa percaya diri kita akan semakin meningkat, sehingga kesuksesan akan menjadi bagian dari hidup kita.

Semoga bermanfaat ya teman......!!!!
READ MORE - TIPS SUKSES MEMBANGUN KEPERCAYAAN DIRI