Minggu, 23 Mei 2010

Ekosistem Terumbu Karang, Defenisi, Ragam dan Macam, Serta Distribusinya

Penjelasan umum mengenai ekosistem terumbu karang (Coral Reef)

Istilah terumbu karang tersusun atas dua kata, yaitu terumbu dan karang, yang apabila berdiri sendiri akan memiliki makna yang jauh berbeda bila kedua kata tersebut digabungkan. Istilah terumbu karang sendiri sangat jauh berbeda dengan karang terumbu, karena yang satu mengindikasikan suatu ekosistem dan kata lainnya merujuk pada suatu komunitas bentik atau yang hidup di dasar substrat. Berikut ini adalah definisi singkat dari terumbu, karang, karang terumbu, dan terumbu karang (lihat gambar 1).


Terumbu Reef =

Endapan masif batu kapur (limestone), terutama kalsium karbonat (CaCO3), yang utamanya dihasilkan oleh hewan karang dan biota-biota lain yang mensekresi kapur, seperti alga berkapur dan moluska. Konstruksi batu kapur biogenis yang menjadi struktur dasar suatu ekosistem pesisir.Dalam dunia navigasi laut, terumbu adalah punggungan laut yang terbentuk oleh batu karang atau pasir di dekat permukaan air.


Karang Coral =

Disebut juga karang batu (stony coral), yaitu hewan dari Ordo Scleractinia, yang mampu mensekresi CaCO3. Hewan karang tunggal umumnya disebut polip.


Karang terumbu =

Pembangun utama struktur terumbu, biasanya disebut juga sebagai karang hermatipik (hermatypic coral).
Berbeda dengan batu karang (rock), yang merupakan benda mati.


Terumbu karang =

Ekosistem di dasar laut tropis yang dibangun terutama oleh biota laut penghasil kapur (CaCO3) khususnya jenis¬jenis karang batu dan alga berkapur, bersama-sama dengan biota yang hidup di dasar lainnya seperti jenis¬jenis moluska, krustasea, ekhinodermata, polikhaeta, porifera, dan tunikata serta biota-biota lain yang hidup bebas di perairan sekitarnya, termasuk jenis-jenis plankton dan jenis-jenis nekton


Gambar 1 : Ekosistem terumbu karang (Coral Reef) (atas), karang terumbu (Coral Reef) dan matriks terumbu (tengah), serta insert hewan karang (bawah)




Tipe-tipe terumbu karang

Berdasarkan bentuk dan hubungan perbatasan tumbuhnya terumbu karang dengan daratan (land masses) terdapat tiga klasifikasi tipe terumbu karang yang sampai sekarang masih secara luas dipergunakan. Ketiga tipe tersebut adalah (gambar 2):

1. Terumbu karang tepi (fringing reefs)

Terumbu karang tepi atau karang penerus berkembang di mayoritas pesisir pantai dari pulau-pulau besar. Perkembangannya bisa mencapai kedalaman 40 meter dengan pertumbuhan ke atas dan ke arah luar menuju laut lepas. Dalam proses perkembangannya, terumbu ini berbentuk melingkar yang ditandai dengan adanya bentukan ban atau bagian endapan karang mati yang mengelilingi pulau. Pada pantai yang curam, pertumbuhan terumbu jelas mengarah secara vertikal. Contoh: Bunaken (Sulawesi), P. Panaitan (Banten), Nusa Dua (Bali).


2. Terumbu karang penghalang (barrier reefs)

Terumbu karang ini terletak pada jarak yang relatif jauh dari pulau, sekitar 0.5¬2 km ke arah laut lepas dengan dibatasi oleh perairan berkedalaman hingga 75 meter. Terkadang membentuk lagoon (kolom air) atau celah perairan yang lebarnya mencapai puluhan kilometer. Umumnya karang penghalang tumbuh di sekitar pulau sangat besar atau benua dan membentuk gugusan pulau karang yang terputus-putus. Contoh: Great Barrier Reef (Australia), Spermonde (Sulawesi Selatan), Banggai Kepulauan (Sulawesi Tengah).


3. Terumbu karang cincin (atolls)

Terumbu karang yang berbentuk cincin yang mengelilingi batas dari pulau¬pulau vulkanik yang tenggelam sehingga tidak terdapat perbatasan dengan daratan. Menurut Darwin, terumbu karang cincin merupakan proses lanjutan dari terumbu karang penghalang, dengan kedalaman rata-rata 45 meter. Contoh: Taka Bone Rate (Sulawesi), Maratua (Kalimantan Selatan), Pulau Dana (NTT), Mapia (Papua)



Gambar 2 : Tipe-tipe terumbu karang (Coral Reef), yaitu terumbu karang (Coral Reef) tepi (kiri), terumbu karang (Coral Reef) penghalang (tengah), dan terumbu karang (Coral Reef) cincin (kanan).



Namun demikian, tidak semua terumbu karang yang ada di Indonesia bisa digolongkan ke dalam salah satu dari ketiga tipe di atas. Dengan demikian, ada satu tipe terumbu karang lagi yaitu:

4. Terumbu karang datar/Gosong terumbu (patch reefs)

Gosong terumbu (patch reefs), terkadang disebut juga sebagai pulau datar (flat island). Terumbu ini tumbuh dari bawah ke atas sampai ke permukaan dan, dalam kurun waktu geologis, membantu pembentukan pulau datar. Umumnya pulau ini akan berkembang secara horizontal atau vertikal dengan kedalaman relatif dangkal. Contoh: Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Kepulauan Ujung Batu (Aceh).



Distribusi Terumbu Karang (Coral Reef Distribution)

Ekosistem terumbu karang dunia diperkirakan meliputi luas 600.000 km2, dengan batas sebaran di sekitar perairan dangkal laut tropis, antara 30 °LU dan 30 °LS. Terumbu karang dapat ditemukan di 109 negara di seluruh dunia, namun diduga sebagian besar dari ekosistem ini telah mengalami kerusakan

atau dirusak oleh kegiatan manusia setidaknya terjadi di 93 negara. Gambar 1 memperlihatkan peta lokasi sebaran ekosistem terumbu karang di seluruh dunia.


Gambar 3 : Distribusi Terumbu Karang (coral reef) Dunia



Berdasarkan distribusi geografinya maka 60% dari terumbu dunia ditemukan di Samudera Hindia dan Laut Merah, 25% berada di Samudera Pasifik dan sisanya 15% terdapat di Karibia. Pembagian wilayah terumbu karang dunia yang lain dan lebih umum digunakan adalah:

a. Indo-Pasifik

Region Indo-Pasifik terbentang mulai dari Asia Tenggara sampai ke Polinesia dan Australia, ke bagian barat sampai ke Samudera sampai Afrika Timur. Region ini merupakan bentangan terumbu karang yang terbesar dan terkaya dalam hal jumlah spesies karang, ikan, dan moluska.


b. Atlantik bagian barat

Region Atlantik Barat terbentang dari Florida sampai Brazil, termasuk daerah Bermuda, Bahamas, Karibia, Belize dan Teluk Meksiko.


c. Laut Merah

Region Laut Merah, terletak di antara Afrika dengan Saudi Arabia.


Terumbu karang (Coral Reef) adalah ekosistem khas daerah tropis dengan pusat penyebaran di wilayah Indo-Pasifik. Terbatasnya penyebaran terumbu karang di perairan tropis dan secara melintang terbentang dari wilayah selatan Jepang sampai utara Australia dikontrol oleh faktor suhu dan sirkulasi permukaan (surface circulation). Penyebaran terumbu karang secara membujur sangat dipengaruhi oleh konektivitas antar daratan yang menjadi stepping stones melintasi samudera. Kombinasi antara faktor lingkungan fisik (suhu dan sirkulasi permukaan) dengan banyaknya jumlah stepping stones yang terdapat di wilayah Indo-Pasifik diperkirakan menjadi faktor yang sangat mendukung luasnya pemencaran terumbu karang dan tingginya keanekaragaman hayati biota terumbu karang di wilayah tersebut (gambar 4).


Gambar 4 : Kekayaan jenis karang, ikan, dan moluska di tiap wilayah utama terumbu karang (coral reef) Dunia




Zonasi terumbu karang (Coral Reef Zonation)

Zonasi terumbu karang (Coral Reef Zonation) berdasarkan hubungannya dengan paparan angin terbagi menjadi dua (gambar 5), yaitu:
• Windward reef (terumbu yang menghadap angin)
• Leeward reef (terumbu yang membelakangi angin)



Gambar 5 : Zonasi umum terumbu karang (coral reef) terhadap paparan angin




Windward Reef

Windward merupakan sisi yang menghadap arah datangnya angin. Zona ini diawali oleh reef slope atau lereng terumbu yang menghadap ke arah laut lepas. Di reef slope, kehidupan karang melimpah pada kedalaman sekitar 50 meter dan umumnya didominasi oleh karang lunak. Namun, pada kedalaman sekitar 15 meter sering terdapat teras terumbu atau reef front yang memiliki kelimpahan karang keras yang cukup tinggi dan karang tumbuh dengan subur.

Mengarah ke dataran pulau atau gosong terumbu (patch reef), di bagian atas reef front terdapat penutupan alga koralin yang cukup luas di punggungan bukit terumbu tempat pengaruh gelombang yang kuat. Daerah ini disebut sebagai pematang alga atau algal ridge. Akhirnya zona windward diakhiri oleh rataan terumbu (reef flat) yang sangat dangkal


Leeward Reef

Leeward merupakan sisi yang membelakangi arah datangnya angin. Zona ini umumnya memiliki hamparan terumbu karang yang lebih sempit daripada windward reef dan memiliki bentangan goba (lagoon) yang cukup lebar. Kedalaman goba biasanya kurang dari 50 meter, namun kondisinya kurang ideal untuk pertumbuhan karang karena kombinasi faktor gelombang dan sirkulasi air yang lemah serta sedimentasi yang lebih besar.


By : fRans'eR maRgiNt
READ MORE - Ekosistem Terumbu Karang, Defenisi, Ragam dan Macam, Serta Distribusinya

Kamis, 06 Mei 2010

MORFOLOGI BUNGA

Kelopak bunga (calyx)
• Fungsi : melindungi bagian-bagian bunga lainnya sebelum kuncup itu mekar
• Terdiri atas beberapa helai daun kelopak (sepalum)
• Pada beberapa spesies, di bawah daun kelopak terdapat kelopak tambahan (epicalyx); misalnya pada Kapas (Gossypium acuminatum Roxb), Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinnensis L.)

Tajuk/mahkota bunga (corolla)
• Fungsi :
• membungkus dan melindungi putik dan benang sari selama kuncup bunga belum mekar
• menjadi atraktan (daya tarik) bagi serangga penyerbuk, saat bunga mencapai reseptif dan siap melakukan penyerbukan
• Terdiri dari beberapa helai daun tajuk (petalum)
• Daun kelopak (sepalum) dan daun tajuk (petalum) bersama-sama membentuk perhiasan bunga (perianthium)

Benang sari (stamen)
• Fungsi : alat perkembangbiakan jantan
• Terdiri dari :
1. Tangkai sari (filamentum)
2. Kepala sari (anthera)
• Kepala sari mempunyai 2 ruang serbuk sari (theca), dan di dalam ruang ini terdapat serbuk sari (pollen)

Putik (pistillum)
• Fungsi : alat perkembangbiakan betina
• Terdiri dari :
1. Kepala putik (stigma)
2. Tangkai putik (stylus)
3. Bakal buah (ovarium)
4. Bakal biji (ovulum)




Berdasar jumlah daun buah (carpellum) yang membentuknya, bakal buah dibedakan menjadi:
 Unilocularis/beruang tunggal : bakal buah terbentuk dari sehelai daun buah (carpellum) dan membentuk sebuah ruangan
 Bilocularis/beruang dua : bakal buah terbentuk dari 2 helai daun buah (carpellum) dan membentuk 2 buah ruangan
 Trilocularis/beruang tiga : bakal buah terbentuk dari 3 helai daun buah (carpellum) dan membentuk 3 buah ruangan
 Multilocularis/beruang banyak : bakal buah terbentuk dari banyak daun buah (carpellum) dan membentuk banyak ruangan

Berdasar letak bakal buah pada dasar bunga (receptaculum), bakal buah dibedakan menjadi:
 Superus : bakal buah menumpang di atas dasar bunga
 Inferus : bakal buah tenggelam di dalam dasar bunga
 Semi inferus : bakal buah setengah tenggelam


Ruangan dalam bakal buah (ovarium) berisi bakal biji (ovulum). Ovulum tersusun sepanjang papan bakal biji (placenta), dan dihubungkan oleh tangkai tali pusat (funiculus)
Bakal biji (ovulum) terdiri dari :
 Nucellus : inti bakal biji
 Integumentum : lapisan kulit bakal biji
 Chalaza : pangkal dari nucellus, tempat melekatnya integumentum
 Funiculus : tangkai tempat menggantungnya bakal biji
 Hilum/pusat biji : tempat melekatnya ujung funiculus
 Micropyle : liang kecil pada bagian ujung integumentum



Tipe bakal biji :
 Atropus : lurus
 Anatropus : terbalik
 Campylotropus : melengkung




b. Beberapa tipe seks pada bunga

Androecium : seluruh alat kelamin jantan yang terdapat pada bunga, yaitu:
 benang sari (stamen)
 Tepung sari (pollen) : mengandung inti sperma
Gynaecium : seluruh alat kelamin betina yang terdapat pada bunga, yaitu:
 bakal buah (ovarium)
 bakal biji (ovulum) : mengandung sel telur (ovum)
Berdasarkan keberadaan alat kelamin, bunga dibedakan menjadi :
 bunga jantan (masculus :  ) : hanya punya androecium
 bunga betina (femineus : ) : hanya memiliki gynaecium
 hermaphroditus ( ) : memiliki keduanya

c. Tipe simetri
Bidang simetri : bid. vertikal yang membagi bentuk bunga menjadi 2 bagian yang sama & sebangun.

1. Radial simetri (actinomorphus/regularis) : banyak bidang simetri
Misal : Lombok (Capsicum annuum L), tembakau (Nicotiana tabaccum L)

Tipe simetri (kiri) dan bentuk bunga (kanan) actinomorphus

2. Bilateral simetri (zygomorphus): hanya dapat dibagi oleh bidang simetri dalam satu jurusan
Misal : Anggrek (Orchidaceae), kacang-kacangan (Papilionaceae)

Tipe simetri (kiri) dan bentuk bunga (kanan) zygomorphus
3. Asimetri (asymmetrus) : tidak mempunyai bidang simetri sama sekali
Misal : Cannaceae dan Marantaceae

d. Perbungaan (inflorescentia)

Perbungaan (inflorescentia) : sekelompok bunga yang serupa dan tersusun menurut cara-cara tertentu pada sebuah pohon bunga

Berdasarkan atas urutan mekarnya bunga-bunga, perbungaan dibedakan menjadi :
1. Perbungaan tak terbatas (Inflorescentia racemosa, centripetala)
• Tangkai utama (pedunculus) panjang dan ujungnya tidak berbunga
• Tangkai utama dalam pertumbuhan memanjang berturut-turut membentuk anak tangkai dari pangkal ke ujung
• Jumlah anak tangkai tidak terbatas
• Tangkai utama lebih panjang dari anak tangkai
• Bunga mekar dari bawah ke atas
2. Perbungaan terbatas (Inflorescentia cymosa, centrifuga)
• Ujung tangkai utama (pedunculus) berbunga (tidak dapat tumbuh terus ke atas)
• Percabangan anak tangkai tidak berbeda dengan tangkai utama
• Jumlah anak tangkai terbatas
• Tangkai utama lebih pendek dari anak tangkai
• Bunga pada ujung tangkai utama mekar lebih dulu (Bunga mekar dari atas ke bawah)

Berdasarkan atas percabangan tangkai utama, perbungaan dibedakan menjadi :

1. Tangkai utama tidak bercabang dan bunga-bunga tidak bertangkai (duduk)
• Bulir (spica)
• Untai (amentum)
• Tongkol (spadix)
• Bongkol (capitulum)
2. Tangkai utama tidak bercabang dan bunga-bunganya bertangkai
• Tandan (racemus/botrys)
• Payung (umbella)
3. Tangkai utama bercabang berulang kali; masing-masing dengan dua cabang samping
• Malai (panicula)
• Payung majemuk (umbella composita)
• Lembing (anthela)
4. Tangkai utama bercabang dan tiap cabang membentuk satu cabang samping; bunga-bunganya bertangkai monochasium
• Sekrup (bostryx)
• Sinsinus (cincinnus)
• Sabit (drepanium)
• Kipas (rhipidium)



fRans'eR maRgiNt
READ MORE - MORFOLOGI BUNGA